Senin, 10 Mei 2010





·        Perkembangan Emosi Pada Bayi

Ketika lahir, emosi pada bayi tampak dalam bentuk yang sama dan hampir tidak bisa dibedakan sama sekali. Namun seiring bertambahnya usia, berbagai reaksi emosi tersebut dapat lebih mudah untuk dibedakan.

Ada 2 ciri khusus dari emosi pada masa bayi. Pertama, emosi pada bayi disertai oleh reaksi perilaku yang sangat hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya terutama dalam hal marah dan takut. Emosi-emosi itu singkat tapi kuat, sering muncul tapi sifatnya hanya sementara dan mudah berubah menjadi emosi lain kalau perhatian bayi dialihkan.

Kedua, emosi pada bayi lebih mudah dibiasakan dibandingkan emosi pada periode-periode perkembangan lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah bereaksi pada rangsangan yang sebelumnya sudah pernah membangkitkan emosi mereka. Misalnya, bayi akan menangis jika dibawa ke dokter apabila ketika kunjungan sebelumnya dia disuntik.

Berikut adalah pola-pola emosi yang biasanya terjadi pada bayi :

1.      Marah

Penyebab yang biasanya membuat bayi marah adalah ketika dia tidak diizinkan untuk melakukan apa yang dia inginkan. Ungkapan rasa marah biasanya ditunjukkan dengan menjerit, meronta-ronta, menendang, atau memukul apa saja yang ada di dekatnya.

2.      Takut

Perangsang yang paling mungkin membuat bayi menjadi takut adalah suara keras, orang, barang, dan situasi asing, ruangan gelap, binatang dan hal-hal lain yang tidak lazim bagi bayi. Tanggapan dari rasa takut ini adalah upaya untuk menjauhkan diri dari hal-hal menakutkan diatas, merengek dan menangis.

3.      Rasa Ingin Tahu

Setiap mainan, barang atau hal-hal baru selama itu tidak menimbulkan ketakutan, akan menjadi perangsang untuk rasa keingintahuan bayi. Rasa ingin tahu itu biasanya diungkapkan melalui ekspresi wajah – menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian bayi akan memegang, membolak-balik, melempar, atau memasukkan barang yang menimbulkan rasa ingin tahunya itu ke mulut.

4.      Gembira

Kegembiraan pada bayi biasanya dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bulan ke2 atau ke3, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, dan memperhatikannya. Bayi mengungkapkan rasa gembiranya dengan tersenyum, tertawa, dan menggerakkan lengan serta kakinya. Bila rasa gembiranya meningkat bayi bahkan bisa sampai berteriak gembira dan gerakan tubuhnya semakin intensif.

·        Emosi Pada Awal Masa Kanak-Kanak

Pada awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat karena pada saat ini adalah saat dimana anak-anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak usia 2,5–3,5  & 5,5-6,5 tahun. Penyebab dari kuatnya emosi pada anak-anak ini adalah teralau capek akibat terlalu banyak bermain, kurang tidur siang, dan makan terlalu sedikit.

Pola-pola emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal antara lain :

1.      Amarah

Penyebab yang paling umum adalah pertengkaran mengenai mainan, tidak tercapainya suatu keinginan, dan gangguan dari anak lain. Ledakan amarah ini biasanya diungkapkan anak dengan cara menangis, berteriak, menggertak, memukul, bahkan menendang.

2.      Takut

Rasa takut pada anak biasanya timbul karena adanya pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman kurang menyenangkan seperti cerita, gambar, acara televisi, dan film-film yang menakutkan. Pada mulanya reaksi pada anak biasanya panik, namun lama-kelamaan reaksi itu menjadi lebih spesifik seperti lari, menghindar, bersembunyi, dan menangis.

3.      Cemburu

Anak bisa menjadi cemburu apabila perhatian dari orang tuanya beralih kepada anggota keluarga lain misalnya adik. Untuk menarik perhatian orang tuanya kembali biasanya anak-anak akan berperilaku seperti anak kecil seperti mengompol, berpura-pura sakit dan menjadi nakal.

4.      Ingin Tahu

Pada periode ini anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal yang baru dilihatnya, termasuk didalamnya adalah hal mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksipertama adalah dalam bentuk mencari tahu yang sifatnya sensorimotorik, kemudian lama-kelamaan anak akan mulai bertanya kepada orang tuanya.

5.      Iri Hati

Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Cara pengungkapan rasa iri hati ini ada berbagai macam, namun yang paling umum adalah mengeluh dan membandingkan barangnya dengan orang lain, bahkan mengambil benda yang membuat iri hati tersebut.

6.      Gembira

Saat ini anak merasa gembira karena dapat melakukan suatu hal yang dianggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk orang atau barang yang membuatnya senang.

7.      Sedih

Penyebab rasa sedih pada anak adalah karena kehilangan sesuatu yang disukainya, baik itu berupa orang, barang atau binatang. Secar khas, anak akan mengungkapkan kesedihannya dengan menangis, kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasanya dia lakukan, termasuk makan.

8.      Kasih Sayang

Pada periode ini anak mulai belajar menyayangi orang, binatang, atau benda yang menyenangkannya. Anak mengungkapkan kasih sayang dengan cara memeluk, menepuk, dan mencium objek kasih sayangnya.

·         Pola Emosi Pada Akhir Masa Kanak-Kanak

Pola emosi pada akhir masa kanak- kanak sama dengan pola emosi pada awal kanak-kanak yang sudah disebutkan diatas, namun ada dua hal yang membedakannya. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan kedua adalah bentuk ungkapannya. Perbedaan tersebut lebih merupakan akibat dari makin banyaknya pengalaman dan proses belajar anak.

Dari pengalaman, anak dapat mengetahui bagaimana anggapan orang lain tentang berbagai macam bentuk ungkapan emosional dan dengan semakin bertambahnya usia, anak-anak mulai mengungkapkan amarah dengan cara menggerutu dan mengucapkan berbagai ungkapan kasar. Namun ledakan amarah akan menjadi jarang terlihat karena anak mulai menganggap bahwa perilaku seperti itu adalah perilaku bayi.

Sebagaimana adanya perbedaan dalam cara mengungkapkan emosi, ada juga perbedaan dalam jenis situasi yang dapat membangkitkan emosi pada anak, misalnya untuk anak yang berada pada tahap kanak-kanak akhir akan lebih mudah marah jika dihina dibandingkan anak yang berada pada tahap kanak-kanak awal dimana mereka belum benar-benar mengerti tentang apa arti komentar yang sifatnya merendahkan. Kemudian rasa ingin tahu pada anak-anak yang berada pada tahap kanak-kanak awal ditimbulkan oleh adanya hal-hal yang baru dan berbeda, namun pada anak-anak yang berada pada tahap kanak-kanak akhir, hal-hal baru dan berbeda itu haruslah sangat menonjol agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu mereka.

1 komentar: